Halaman

Rabu, 04 April 2018

TOKOH PUSTAKAWAN




TOKOH PUSTAKAWAN INDONESIA DAN LUAR NEGERI
A.     Pustakawan Indonesia

1.      Putu Laxman Pendit

Nama : Putu Laxman Sanjaya Pendit
TTL : Jakarta, 3 September 1959
Nama Orang Tua :
a. Ayah : Nyoman S. Pendit  
b. Ibu : Murtini S. pendit  
Nama Istri : Meily Zulia  
Nama Anak :
a. Shasha Kanitrisutra  
b. Raudry Bungadyarti Putu Laxman Sanjaya Pendit
Putu Laxman Pendit ialah seorang  pustakawan yang mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu dibidangnya antara lain sebagai  penulis, peneliti, pendidik dan pengajar bidang Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Kiprahnya sangat dikenal dikalangan para pustakawan yang haus dengan isu dan hal-hal fundamental tentang kepustakawanan. Gagasan-gagasan segarnya selalu muncul dan menjadi topik diskusi yang hangat bagi pemerhati kepustakawanan Indonesia. Ia sosok pustakawan yang terbuka dan menerima saran atau kritikan yang sekiranya dapat membangun lebih baik karya-karyanya. Banyak perubahan-perubahan yang ia lakukan diantaranya penggunanaan perpustakaan digital yang dapat memudahkan masyarakat (pengguna) untuk mengakses informasi serta kreatifitas  pustakawan untuk menarik minat pengunjung untuk datang ke perpustakaan. Seorang  pustakawan harus proakftif dalam meningkatkan keterampilan sehingga tidak perlu menunggu  pihak ketiga untuk bertindak terlebih dahulu untuk menyelesaikan apa yang telah menjadi  pekerjaan pustakawan. Selain itu ,pustakawan dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan dirinya sendiri dan dengan demikian dapat terbukti dimasyarakat bahwa ia dapat diandalkan.



 
2.      Blasius Sudarsono

Nama Blasius Sudarsono tempat tanggal lahir Solo, 02 Februari 1948; umur 65 tahun, beliau tumbuh di lingkungan pendidik karena orangtuanya adalah guru sekolah dasar. Pak Dar sewaktu kecil gemar mengutak-atik barang elektronika. Bahkan pelajaran ilmu pengetahuan alam untuk anak SMP sudah ia pelajari sewaktu kelas lima SD. Tidak heran apabila ia terobsesi menjadi seorang ilmuwan. Ketika lulus SMA, ia ingin belajar elektro arus lemah. Tapi karena orangtuanya menginginkannya menjadi arsitek, dicobalah mendaftar di jurusan elektro dan arsitektur ITB. Hanya diterima di jurusan elektro, ia tidak memanfaatkannya. Orangtuanya kemudian ingin memasukkannya ke sekolah elektronika milik Angkatan Laut. Tapi lantaran tak ingin menjadi tentara, tawaran inipun ditampiknya. Akhirnya kuliah di jurusan fisika murni UGM menjadi pilihannya hingga tingkat sarjana muda. Karena terlalu lama menunggu dibukanya program sarjana penuh, Pak Dar memilih bekerja di perpustakaan LIPI. 
Mengawali karir sebagai staf urusan servis teknis, memberi keuntungan bagi Pak Dar karena menjadi orang yang pertama bersentuhan dengan teknologi maju dan mahal pada saat itu; komputer. Semua hal mengenai komputer dipelajari secara otodidak. Begitu juga dengan kepustakawanan yang ia pelajari dengan cara “mendengar”. Berkat ketekunannya, dalam waktu lima tahun, datang tawaran untuk melanjutkan pendidikan pascasarjana ilmu perpustakaan di Amerika dengan skema beasiswa. Sepulang dari pendidikan, Pak Dar mendapat jabatan baru menjadi Kepala Urusan Servis Teknis dan menjadi pengajar di program sarjana dan pascasarjana Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia. PDII-LIPI menyelenggarakan Kuliah Umum Bersama Blasius Sudarsono sejak Juli 2011 dengan tema-tema fundamental yang beragam dan bisa diikuti secara gratis oleh para pustakawan maupun pemerhati kepustakawanan. Blasius Sudarsono adalah tokoh pustakawan yang mempunyai padangan baru mengenai kepustakawanan di Indonesia, beliau menggunakan pendekatan melalui perspektif filsafat kepustakawanan, yang belum pernah ada di Indonesia. Universitas yang mempunyai jurusan Ilmu Perpustakaan dan Informasi seperti di UI, UGM, UNPAD, UNAIR, UWK, UB, UIN, YARSI, dll, baru di UNPAD yang ada mata kuliah filsafat kepustakwanan. Basius Sudarsono adalah cikal bakal pengajar di Indonesia. Kontribusi pemikiran Blasius Sudarsono untuk perpustakaan dan pustakawan masa kini adalah filsafat kepustakawanan.                     
Pada pemikiran Blasius sudarsono terdapat 4 pilar kepustakawanan dalam tulisan ini ditekankan pada pustawakan sebagai panggilan hidup dan semangat hidup (spirit of life)  keterkaitanya dengan filsafat driyarkara bahwa dalam diri pustakawan terdapat ruh yang menggerakan seorang pustakawan untuk tetap bersemangat walaupun tidak lagi aktif bekerja di perpustakaan, sebagai contoh dari pemikir sendiri yaitu Bapak Blasius Sudarsono yang tetap eksis menggaungkan hakikat kepustakawanan sampai sekarang.


3.      JNB. Tairas 

Tokoh Katalogisasi dan Klasifikasi Indonesia Perkembangan ilmu pengetahuan, tidak akan terlepas dari perjuangan ataupun sumbangsih seorang tokoh dalam bidang ilmu pengetahuan tersebut. Dalam makalah ini, penulis akan menguraikan secara singkat tentang tokoh di bidang perpustakaan, yaitu Bapak J.N.B. Tairas. Beliau banyak dikenal oleh kalangan pustakawan karena hasil karyanya banyak digunakan sebagai alat dalam pengolahan bahan pustaka, terutama dalam hal pekerjaan-pekerjaan katalogisasi dan klasifikasi. J.N.B. Tairas merupakan seorang pustakawan yang pertama menjadi wakil Indonesia dan sekaligus sebagai pemakalah pada International Conference on Cataloguing Principles (ICCP) yang dilaksanakan di Paris pada oktober 1961, hasil dari konreferensi tersebut kemudian dikenal dengan Paris Principles. Pada konferensi tersebut beliau membawakan makalah berjudul “Cataloguing of Indonesia Names”. J.N.B. Tairas begitulah namanya,Beliau adalah Pustakawan senior yang sejak tahun 1952 sampai dengan wafatnya pada hari Kamis tanggal 27 Mei 2004 tetap mengabdikan dirinya dalam dunia perpustakaan. Selama hidupnya beliau juga aktif pada berbagai kegiatan pelayanan keagamaan dan kemasyarakatan di lingkungan tempat tinggalnya. Pendidikan yang dilaluinya dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah, masih menggunakan sistem pendidikan model Belanda. Pendidikan jenjang MULO B diselesaikan di Tomohon Sulawesi Utara pada tahun 1948. pada Tahun 1949 – 1950 melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu AMS B yang kemudian dilebur menjadi SMA yang ditamatkannya di SMA Negeri bagian B di Tomohon pada tahun 1952. Setelah lulus SMA sedianya ingin menlanjutkan ke perguruan tinggi di Makasar dan bercita-cita menjadi ahli ekonomi, manun karena keadaan keuangan yang tidak memeungkinkan pada saat itu, maka Tairas muda melamar pekerjaan dan diterima di Perpustakaan Rakyat Makasar. Hal tersebut merupakan titik awal J.N.B. Tairas menggeluti profesi pustakawan. Pada awal bulan Oktober 1954, J.N.B. Tairas berangkat ke Jakarta guna mengikuti Kursus Pendidikan Ahli Perpustakaan (KPAP), yang bertempat di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 selama 2 tahun, kursus tersebut adalah meruapakan angkatan yang ke 3. Pengajar pada kusrsus pimpinan A.H. Habraken tersebut semuanya mendapatkan pendidikan perpustakaan di Netherland. Setamat dari KPAP tahun 1956, Tairas Tidak pulang ke kota asal, sebagai lulusan terbaik beliau diminta untuk menjadi pengajar paroh waktu untuk angkatan berikutnya. Kemudian karir pustakawannya berlanjut mulai tanggal 1 Desember 1956 di Kantor Pusat Perpustakaan Rakyat, Jawatan Pendidikan Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Pengajaran dengan tugas sebagai guru tidak tetap pada kursus tertulis Pembimbing Pendidikan Masyarakat, Jurusan Perpustakaan. J.N.B. Tairas diangkat sebagai Guru Muda Tingkat II dan ditugaskan pada KPAP Jakarta sebagai pegawai tetap sampai dengan tahun 1970. KPAP pada tahun 1961 menjadi pendidikan tingkat sarjana. Untuk meningkatkan kemampuan keilmuannya Tairas dikirim ke New Zeland untuk mengikuti pendidikan profesional- non gelar selama 2 tahun yang bertempat di The National Library Service. Sesudah 9 bulan pendidikan , pada tanggal 29 Nopember 1959 Tairas menamatkan pendidikan di New Zeland tersebut, dengan makalahnya yang berjudul Toward to The National Library of Indonesia, makalah tersebut terpilih sebagai salah satu dari dua makalah untuk diterbitkan oleh The Library School dalam Jurnal Nomor 1 seri Library School Studies in Library Administration, tahun 1960. Pada tahun 1959 J.N.B. Tairas sudah mengemukakan ide untuk pendirian perpustakan nasional di Indonesia, namun demikian Perpustakaan Nasional Republik Indonesia baru berdiri pada tahun 1989, dengan dasar Keputusan Presiden RI Nomor 11 tahun 1989. Dengan demikain ide tentang perpustakaan nasional dari Tairas baru terlaksana setelah 30 tahun. Sekembalinya dari New Zeland bulan Juli 1960, Tairas menempati posisi semula sebagai dosen tetap KPAP yang merupakan cikal bakal berdirinya Jurusan Ilmu Perpustakaan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Sesuai dengan SK Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) tahun 1963 Tairas diangkat menjadi Asisten Dosen Perguruan Tinggi. Selanjutnya mulai bulan April 1964 ditugaskan sebagai dosen mata kuliah Organisasi, Teori Katalogus, Klasifikasi dan Pemeriksaan Bibliografi. Tahun 1969 keluar surat edaran Dekan Fakultas Sastra UI, didalam surat ederan tersebut dinyatakan bahwa tanggung jawab untuk suatu mata kuliah adalah sarjana. Pada tahun berikutnya, tepatnya bulan Mei 1970, karena hal tersebut akhirnya, atas perminataan sendiri berhenti menjadi dosen. Pada waktu itu sebetulnya Tairas mempunyai tugas rangkap sebagai Chief Cataloger pada The Library of Congress Acquisition Office Jakarta. Karya-Karya J.N.B. Tairas Dunia Perpustakaan mulai ditekuni oleh J.N.B. Tairas tahun 1952-1954 dengan bekerja pada Perpustakaan Rakyat Makasar, dan tahun 1956-1957 bekerja di Perpustakaan Rakyat Pusat di Jakarta. Juga bekerja sebaghai pustakawan di The Library of Congress Aquisition Office Jakarta, tahun 1964 – 1975 (sebagai Chief Cataloger), dan editor Library of Congress Accession List. Tahun 1965 – 1967 juga bekerja di Perpustakaan Lemhanas, kemudian sejak tahun 1976 – 1980 bekerja sebagai pustakwan freelance di berbagai perpustakaan swasta maupun instansi pemerintah. Dari tahun 1991 sampai dengan wafatnya J.N.B. Tairas bekerja sebagai konsultan di Perpustakaan Nasional RI, dan menangani proyek-proyek tertentu di perpustakaan tersebut. Hingga hari tuanya, karena dedikasi yang tinggi terhadap dunia kepustakawanan di Indonesia Tairas tetap aktif mengikuti kegiatan-kegiatan dunia perpustakaan. Pada saat bekerja di Perpustakaan Rakyat Makasar, beliau mendalami Universial Decimal Calsification, pedalaman sistem klasifikasi dilakukan karena sistem itu digunakan di perpustakaan tersebut. J.N.B. Tairas memiliki kemauan yang sangat tinggi dalam bidang katalogisasi dan klasifikasi, ini dibuktikan dengan kesukaanya pada mata kuliah pelajaran katalogisasi dan klasifikasi saat belajar di KPAP dan Library School di New Zeland (Hasugian, 2003). Hasil karya dalam bidang katalogisasi yang pernah dihasilkan, yaitu pada tahun 1960 bersama dengan Rojani menyusun Daftar Tajuk Subyek (tidak sempat diterbitkan). Sekembalinya dari Paris sebagai wakil Indonesia dan sekaligus sebagai pemakalah pada International Conference on Cataloguing Principles tahun 1961, keinginan untuk mendalami katalogisasi dan klasifikasi semakin kuat, sehingga akhirnya menjadi karya-karya yang dapat dipakai sebagai alat pengolahan bahan pustaka. Pada saat Kongres Pustakawan Seluruh Indonesia tanggal 5-7 Juli 1973, beliau menyatakan bahwa walaupun pendidikan perpustakaan di Indoneisa sudah berusia 20 tahun, namun sangat sedikit yang dicapai dalam bidang katalogisasi dan klasifikasi. Hal tersebut terdapat dalam maklalahnya yang disampaikan pada acara tersebut, yang berjudul ”Tinjauan Klasifikasi dan Katalogisasi Dewasa ini di Indonesia”. Di dalam tahun yang sama (1973) J.N.B. Tairas menghasilkan sebuah karya bibliografi dengan judul ”Daftar Karya Bibliografi Indonesia”, bibliografi tersebut diterbitkan oleh Lembaga Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. J.N.B. Tairas pada tahun 1976 bersama Tim dari Pusat Pembinaan Perpustakaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, menerbitkan buku Peraturan Katologisasi dan Nama-Nama Indonesia. Setahun kemudian (1977) Menerjemahkan buku Interntioanl Standard Bibliographic Description For Monographic Publication atau ISBD(M) dalam bahasa Indonesia. Disusul dengan diterbitkanya ”Peraturan Mengkatalog Terbitan Berseri : Pertauran menentukan tajuk entri utama untuk majalah terjemahan, surat kabar, termasuk terjemahan ISBD(S) pada tahun 1978. Upaya yang dilakukan oleh J.N.B. Tairas ini merupakan titik awal untuk menyingkap salah satu aspek yang paling penting dalam sejarah pengatalogan bahan pustaka di Indonesia. Karya yang dihasilkan selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Perturan Katalogisasi Indonesia , J.N.B. Tairas dan Soekarman (1980) dan pada tahun 1982 dicetak ulang. 2. Pedoman Tajuk Subyek Perpustakaan, J.N.B. Tairas dan Soekarman (1990) yang diterbitkan oleh Penerbit BPK Gunung Mulia. 3. Daftar Tajuk Subyek untuk Perpustakaan Edisi ke 4, (1992), J.N.B. Tairas sebagai Koordinator Tim Penyusun. buku tersebut dicetak ulang poada tahun 1994. 4. Simplikasi Katalog Suatu Trend Katalogisasi Masa Kini (1995). Makalah disampaiakn pada Kongres ke 7 Ikatan Pustakwan Indonesia, tanggal 20-23 Nopember di Jakarta. 5. Universal Decimal Clasification (UDC) : Pedoman Pemakaian (1978) dengan tim Badan Pembinaan Hukun Nasional. 6. Klasifikasi Desimal Universal, terjemahan (1980), diterbitkan BPHN. 7. Pedoman Tajuk Subyek untuk Perpustakaan Umum dan Sekolah, (1977) diterbitkan oleh Pusat Pembionaan Perpustakaan Departemen P dan K. 8. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey, edisi pertama.. J.N.B. Tairas Bersama Towa Hamakonda (1978), kemudia pada tahun 1982 direvisi lagi, selanjutnya setelah wafatnya Towa Hamakonda, terbit edisi 5 (revisi) 9. Klasifikasi Bahan Pustaka Tentang Indonesia Menurut DDC. J.N.B. Tairas dan Soekarman (1993) dan diterbitkan kembali dengan revisi tahun 1996. 10. Pengembangan Sistem Klasifikasi Bahan Hukum Menurut UDC (1997). Sebagai Ketua Tim Karena keterbatasan dari penulis, kemungkinan masih sangat banyak karya J.N.B. Tairas yang belum bisa disebut dalam tulisan sederhana ini, dengan melihat kiprahnya dan karya yang dihasilkan, beliau adalah merupakan sosok/tokoh pustakawan yang ulet dalam menjalani profesi sebagai pustakawan. Beliau sangat senang berorganisasi, hal tersebut terbukti dengan aktivitas beliau dalam organisasi kepustakawanan. Seperti dinyatakan oleh Hasugian (2003), bahwa J.N.B. Tairas adalah sosok Pustakawan yang tak pernah lupa akan organisasi profesinya, bahkan beliau adalah tokoh dan pelaku dalam perjalanan sejarah Organisasi profesi pustakawan hingga sekarang menjadi .Ikatan Pustakawan Indonesia. Aktivitas Organisasi J.N.B. Tairas, sebagai berikut : 1. 1953, J.N.B. Tairas sudah aktif menjadi anggota Asosiasi Pustakawan Indonesia (API) di Makasar. 2. Ketua Ikatan Siswa Pendidikan Ahli Perpustakaan (ISPAP) tahun 1954. 3. Sekretaris II Pengurus Perhimpunan Ahli Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Indonesia (PAPADI), 1957 4. APADI (Assosiasi Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Indonesia) tahun 1962, disini J.N.B. Tairas duduk sebagai Wakil Ketua. (merupakan perubahan dari PAPADI). 5. Ketua IPI Cabang Jakarta, 1973-1975 6. Ketua I IPI Cabang Ibu Kota Jakaarta, 1980-1983 7. Anggota Badan Pembina IPI, 1989-1992 Selain aktif dalam organisasi profesi, beliau adalah merupakan motor penerbitan majalah yang dari organisasi profesi tersebut, beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Redaksi Majalah Ikatan Pustakwan Indonesia. Pada tahun 1975 bersama Rojani, J.P. Rompas, Bambang Sumantri, H.A.K. Bachrudin, Darlis Ismail, Rosali Said, dan Sudariah Nasution, mendirikan dan mengajar di Lembaga Perpustakaan Dokumentasi dan Informasi (LPDI) Jakarta. LPDI telah menghasilkan 62 angkatan hingga tahun 1997. 

4.      Prof. Sulistyo-Basuki

Lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 11 September 1941. Sulistyo-Basuki adalah Guru besar Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Depok. Sulistyo-Basuki, atau akrab dipanggil Pak Sulis, merupakan putra pertama almarhum Bapak Hardjito dan Ibu Moeridjah Hardjito, yang kedua-duanya merupakan pensiunan guru Sekolah Rakjat di Blitar. Ibunda Moeridjah sempat merangkap pustakawan ketika menjadi guru bantu di Meisjes Vervolgschool Wlingi.
Pak Sulis merupakan pengajar dan penulis yang aktif. Buku-buku terbitannya telah menjadi pegangan dasar bagi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi di universitas seluruh Indonesia. Ia menjadi putra Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang Information and Library Science dan juga gelar profesor bidang Ilmu Perpustakaan (sejak tahun 1995). Gelar doktor diraihnya akhir Juni 1984 di Case Western Reserve University Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Ia mempertahankan disertasi yang berjudul: A Citation Analysis of Agricultural and Medical Journals Published in Less Developed Countries, With Special Reference to the Regions of Africa Sub-Sahara, Latin America, and Southeast Asia.
Jabatan :
·         Guru Besar, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1995-2006)
·         Pengajar , Program Pascasarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, UIN Sunan Kalijaga dan Universitas Gadjah Mada. Pernah juga mengajar di Universitas Padjadjaran dan Universitas Negeri Yogyakarta
Pendidikan :
·         Sardjana Muda – Universitas Indonesia (1963)
·         Sarjana Sastra - Universitas Indonesia (1974)
·         Master of Science in Library Science– Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1980)
·         Master of Arts (History) - Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1980)
·         Doctor of Philosophy, Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat (1984)
·         Diangkat sebagai professor di Universitas Indonesia pada tahun 1995
Pengalaman Kerja :
·         1962–1963 Perpustakaan Yayasan Yamin
·         1963–1965 Bagian Dokumentasi Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
·         1965–1967 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
·         1967–1977 Departemen Luar Negeri
·         1977-sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (dahulu Fakultas Sastra) Universitas Indonesia
·         1984–1986 Pengajar, Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
·         1990-2006  Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia
·         2006 - sekarang Pengajar tidak tetap di Program Pascasarjana  Universitas Indonesia
·         1994-1996 Kepala Pusat Sumber Daya Manusia dan Pemasyarakatan Arsip Nasional RI
Pengalaman Pelatihan :
·         Mengajar berbagai kursus kearsipan yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI, Arsip Daerah di Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Irian Jaya;
·         Pengajar Records Management Course 1995- 2000.
Buku :
·         Administrasi Arsip: Sebuah Pengantar. Jakarta: [], 2001
·         Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia, 2003
·         Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2006
·         Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1

B.     Pustakawan Luar Negeri

1. Melville Louis Kossuth Dewey (1851 - 1931)
Dewey lahir di Adams Center, New York, anak kelima dan terakhir dari pasangan Joel dan Eliza Greene Dewey. Saat masih mahasiswa, ia mendirikan Biro Perpustakaan, yang mana biro tersebut menjual filing-cabinets dan kartu indeks berkualitas tinggi. Selain itu beliau juga mendirikan dimensi standar untuk kartu katalog. Dari 1883-1888 beliau merupakan kepala pustakawan di Columbia University. Selama menjabat sebagai direktur Perpustakaan Negara New York (1888-1906) beliau mendirikan program perpustakaan berjalan. selain itu dari 1888-1900 beliau menjabat sebagai sekretaris dan pejabat eksekutif dari Universitas Negara Bagian New York.Beliau merupakan pelopor kepustakawanan di Amerika. Karyanya yang paling dikenal adalah Dewey Decimal Classification (DDC), yang kini digunakan sebagai kelas klasifikasi banyak perpustakaan. Karya lain dewey adalah ide dan gagasannya untuk menambah tugas dan fungsi perpustakaan Negara sebagai pembina layanan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum. Beliau pula salah satu pelopor pendiri ALA (American’s Librarian Association) dan memiliki beberapa biro perpustakaan dan perusahaan swasta sebagai upaya fundrising perpustakaan. Dan karena karya dan dedikasinya, sebuah karya menyebutnya sebagai Father of Modern Librarianship

2. Dr. Shiyali Ramamita (SR.) Ranganathan (1892 - 1972)
Beliau adalah seorang pustakawan universitas dan profesor ilmu perpustakaan di Benares Hindu University (1945-1947) dan profesor ilmu perpustakaan di Universitas Delhi (1947-1955). Beliau adalah presiden dari Asosiasi Perpustakaan India dari 1944 -1953. Pada tahun 1957 ia terpilih sebagai anggota kehormatan dari Federasi Internasional untuk Informasi dan Dokumentasi (FID) dan dibuat wakil presiden seumur hidup dari Asosiasi Perpustakaan Inggris. Selain itu beliau merupakan pustakawan ternama pada abad 20-an. Dari tangannyalah kemudian lahir dua buah karya dan pemikirannya yang paling dikenal adalah five laws dan colon classification. Meskipun terlahir sebagai ahli matematik dan dosen matematika di Universitas Madras, namun kecintaannya kepada perpustakaan membuatnya melahirkan banyak karya hebat tentang perpustakaan, administrasi pustaka, organisasi bahan rujukan dan manajemen koleksi. Dari kerja kerasnya pula, Beliau memposisikan India sebagai salah satu Negara, yang pada masa itu memiliki pengaruh dalam dunia kepustakaannya. Sehingga, karena pemikiran dan dedikasinya, beberapa sumber menyebutkan Beliau sebagai Bapak Perpustakaan Dunia selain itu tanggal ulang tahun kelahiran beliau dijadikan sebagai hari Perpustakaan Nasional di India.

Biografi singkat dari Shiyali Ramamrita Ranganathan
  • Lahir pada tanggal 9 Agustus 1892 di Shiyali, Madras, India.
  • Bersekolah di Sekolah Tinggi Hindu di Shiyali, di Madras Christian College (di mana Beliau mengambil gelar BA dan MA dalam matematika pada tahun 1913 dan 1916), dan di fakultas keguruan, Saidapet.
  • Pada tahun 1917 Beliau bergabung dengan universitas negeri di Mangalore.
  • Dari tahun 1920 sampai 1923 Beliau kemudian mengajar di Universitas Negeri Coimbatore, dan di Universitas Madras, pada 1921-1923.
  • Pada tahun 1924 Beliau diangkat sebagai pustakawan pertama dari Universitas Madras, dan untuk menyesuaikan dengan jabatan, Beliau pergi ke Inggris untuk belajar di Universitas Negeri di London.
  • Tahun 1925 sampai 1944 Beliau mengambil pekerjaan di Madras sampai 1944.
  • Tahun 1945-1954 Beliau menjabat sebagai pustakawan dan sebagai profesor ilmu perpustakaan di Universitas Hindu di Varanasi (Banaras), dan 1947-1954 Beliau mengajar di Universitas Delhi.
  • Tahun 1954-1957 Beliau terlibat dalam penelitian dan penulisan di Zürich.
  • Beliau kembali ke India pada tahun terakhir dan menjabat sebagai profesor tamu di Universitas Vikram, Ujjain, sampai tahun 1959.
  • Pada tahun 1962 Beliau mendirikan dan menjadi kepala Pusat Dokumentasi dan Penelitian Pelatihan di Bangalore, dan pada 1965 Beliau diberi penghargaan oleh pemerintah India dengan gelar profesor riset nasional di ilmu perpustakaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar